Daritadi.Com METRO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro meminta kepala sekolah dan guru untuk lebih peka terhadap gejala kekerasan yang terjadi di sekolah masing-masing.
Hal ini untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan atau bullying terhadap anak didik di satuan pendidikan khususnya di Bumi Sai Wawai.
“Pencegahan lebih baik daripada penanganan. Guru, kepala sekolah harus peka terhadap gejala kekerasan sekecil apapun,” kata Plt Kepala Disdikbud Metro, Deddy Hasmara saat membuka sosialisasi pencegahan dan
penanganan kekerasan pada satuan pendidikan di LEC Kartikatama, Kamis (21/8).
“Jadi kita perlu menciptakan budaya sekolah yang menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati,” katanya lagi.
Dikatakannya, kekerasan di sekolah baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun psikis adalah
persoalan serius yang tidak boleh diabaikan.
Sering kali kekerasan ini tidak terlihat secara kasat mata, namun meninggalkan luka yang mendalam bagi anak didik.
“Dan luka akibat kekerasan itu bisa mengganggu kepercayaan diri anak didik. Menghambat prestasi bahkan berpengaruh pada masa depan mereka,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya menekankan agar satuan pendidikan di Kota Metro menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak-anak.
“Kita tentu tidak ingin sekolah yang seharusnya menjadi “rumah kedua” bagi anak-anak justru menjadi tempat yang menakutkan,” paparnya.
“Maka dari itu, melalui sosialisasi ini kita ingin meneguhkan komitmen bahwa sekolah adalah ruang yang ramah, aman, dan membebaskan anak-anak dari segala bentuk kekerasan,” imbuhnya.
Deddy menjelaskan, jika terjadi kasus kekerasan, sekolah tidak boleh menutup mata. Dimana, ada mekanisme yang harus dijalankan, jalur komunikasi yang harus ditempuh dan kerja sama yang perlu dilakukan antara sekolah, orang tua, masyarakat, bahkan pihak berwenang.
“Pencegahan kekerasan di sekolah tidak bisa hanya ditangani oleh guru. Perlu kolaborasi multi pihak. Peran orang tua, tokoh masyarakat, bahkan teman sebaya
sangatlah penting. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa menutup celah terjadinya
kekerasan di sekolah,” jelasnya.
Anak-anak, lanjut dia, adalah generasi penerus, aset bangsa yang harus dijaga bersama. Mereka berhak belajar dengan gembira, berhak merasa aman di sekolah dan berhak mendapatkan pendidikan terbaik tanpa rasa takut.
“Untuk itu mari kita sama-sama meneguhkan komitmen tidak ada tempat bagi kekerasan di sekolah yang ada hanyalah ruang untuk tumbuh, belajar dan berprestasi,” tegasnya.
Deddy juga mengutip pesan inspiratif dari Nelson Mandela yaitu Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.
“Yang berarti melalui pendidikan yang aman dan bebas kekerasan, kita bukan hanya mendidik anak-anak untuk berprestasi, tetapi juga membentuk mereka menjadi pribadi yang berkarakter, tangguh, dan siap membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik,” tandasnya.(Red)