Kami butuh solusi, jangan sampai pasar mati perlahan,” tutup Wati dengan nada khawatir.
Daritadi.com Metro — Sejumlah pedagang di pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan modern mengeluhkan penurunan jumlah pembeli dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi ini berdampak langsung pada penurunan omzet mencapai 50 persen dibandingkan hari-hari normal.
Menurut Junedi (43), pedagang Kelapa dan Bumbu dapur di Pasar Kopindo Kota Metro, jumlah pelanggan yang datang kini jauh berkurang. “Biasanya jam segini ramai, sekarang sepi. Barang dagangan tidak banyak yang keluar,” ujarnya saat ditemui pagi tadi, Rabu, 11/6/2025.
Penurunan daya beli masyarakat diduga menjadi penyebab utama sepinya pembeli. Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok serta biaya hidup yang meningkat membuat konsumen lebih selektif dalam berbelanja.
Hal senada disampaikan oleh Wati (44), penjual Pakaian di kawasan Shoping. “Biasanya awal bulan ramai mas, tapi sekarang sepi. Orang lebih pilih hemat, mungkin karena pengeluaran sekarang makin besar,” katanya.
Selain faktor ekonomi, kemunculan tren belanja online juga disebut mempengaruhi minat masyarakat untuk datang langsung ke toko atau pasar. Banyak konsumen yang beralih ke platform digital karena dianggap lebih praktis dan sering menawarkan diskon.
Pedagang berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu menggairahkan kembali pasar tradisional, misalnya melalui promosi, subsidi, atau pelatihan adaptasi digital bagi pelaku UMKM.
“Kami butuh solusi, jangan sampai pasar mati perlahan,” tutup Wati dengan nada khawatir.