Daritadi.com Metro, Lampung – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Kota Metro, terselip kisah inspiratif dari seorang penjual sate yang penuh dedikasi dan kasih sayang.
Adi Septiadi (28), warga Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, yang setiap hari menjajakan sate, demi membiayai adiknya sekolah serta memenuhi kebutuhan hidup kedua orangtuanya yang telah lanjut usia.
Dengan gerobak sederhana dan semangat yang tak pernah padam, Adi Septiadi mulai berjualan sejak sore hingga malam hari. Ia mengaku telah menjalani profesi ini selama lebih dari dua tahun silam setelah ayah dan ibunya tidak lagi mampu bekerja karena faktor usia.
“Selama orangtua saya masih hidup, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk merawat dan membahagiakan mereka. Ini bentuk bakti saya,” ujar Adi dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di jln. Imam Bonjol, tempat berjualannya, Rabu, 4/6
Penghasilan dari berjualan sate tak menentu, akan tetapi Adi tak pernah mengeluh. Ia tetap bersyukur karena dari usaha kecil ini, dirinya masih bisa membiayai sekolah untuk adiknya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Aku cuma ingin adikku bisa terus sekolah sampai Sarjana. Biar dia nanti bisa punya masa depan yang lebih baik,” kata Adi sambil mengipas – kipas sate bakarannya.
Meski harus menghadapi hujan dan panas setiap hari, ia tidak pernah mengeluh. Ia bahkan belajar sendiri cara membuat bumbu sate agar bisa mempertahankan rasa dan menarik pelanggan.
Banyak pelanggan mengaku kagum dengan rasa sate buatan Adi yang khas dan harga yang terjangkau. Tak sedikit pula yang sengaja datang karena ingin membantu usaha kecil yang dijalankan dengan penuh keikhlasan.
“Mas Adi itu rajin dan baik, satenya enak. Saya langganan sudah lama,” ujar Bapak Haris, seorang pelanggan tetap.
Kisah Adi menjadi pengingat bahwa di tengah kesibukan dan tantangan hidup, kasih anak kepada orangtua tetap menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Dengan semangat dan ketulusan, Adi membuktikan bahwa bakti kepada orangtua bisa diwujudkan dengan cara sederhana namun bermakna dalam.(Adm)