Daritadi.Com Metro – Sejumlah bahan pokok di Pasar Tradisional Kopindo Kota Metro, mulai mengalami kenaikan. Pasalnya, kenaikan harga sebagaian cabai tersebut, imbas dari cuaca buruk yang melanda kawasan Bumi Sai Wawai, Lampung dalam beberapa waktu ini.
Salah satu pedagang cabai, Heri (39), mengatakan harga sebagian jenis cabai mulai naik sejak sepekan lalu. Dirinya menduga naiknya harga itu disebabkan cuaca buruk yang menyebabkan gagal panen di sejumlah daerah.
“Ya, kenaikan harga cabai sudah seminggu belakangan ini mas, kemungkinan naiknya harga itu disebabkan cuaca buruk yang menyebabkan gagal panen,”terangnya.
Lebih lanjut Heri, menjelaskan harga cabai merah saat ini mengalami kenaikan sekitar Rp5.000 hingga Rp 10.000 yakni dari Rp25.000 menjadi Rp35.000 per kilogram. Begitu juga dengan cabai rawit yang sebelumnya hanya Rp30.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogramnya.
“Sama halnya cabai hijau juga mengalami kenaikan dari semula hanya Rp25.000 per kilogramnya menjadi Rp30.000 per kilogramnya. Namun untuk cabai jablak masih normal yakni Rp 25.000 perkilo,”jelas Heri.
Selain semua jenis cabai, bawang merah juga merangkak naik menjadi Rp30.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp26.000 per kilogramnya. Namun harga bawang putih dan daging ayam potong terpantau turun.
“Untuk Bawang putih dari harga Rp40.000 per kilogramnya menjadi Rp35.000 per kilogramnya. Sedangkan daging ayam potong sebelumnya Rp38.000 perkilonya menjadi Rp36.000 perkilonya,”imbuhnya.
Dirinya menambahkan, bahan pokok yang juga ikut mengalami kenaikan yakni beras dan telur ayam. Untuk beras dan telur ayam rata-rata mengalami kenaikan seribu rupiah.
“Beras kualitas super naik dari Rp12.000 menjadi Rp13.000 per kilo. Untuk kualitas dibawahnya yakni yang sebelumnya harga Rp11.000 per kilo menjadi Rp12.500 per kilo, dan yang Rp10.000 menjadi Rp11.000 per kilogramnya. Sedangkan untuk telur ayam naik dari harga Rp28.000 per kilogramnya menjadi Rp30.000 per kilogramnya,”bebernya.
Dengan adanya kenaikan harga sejumlah bahan tersebut, para pedagang mengeluhkan turunya daya beli masyarakat dan tidak berani menyetok bahan pokok.
“Dirinya tidak berani menyetok bahan pokok tersebut, karena selain harganya tinggi juga kondisi pasar masih sepi,”tutupnya (tim)