Metro — Walikota Metro Wahdi Siradjuddin mendampingi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menghadiri kunjungan kerja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kota Metro, Lampung.
Pasalnya, SMP Negeri 1 Metro Meraih juara di dua kategori yaitu Juara 1 Sekolah Siaga Kependudukan Paripurna Regional 2, dan Juara 2 Sekolah Siaga Kependudukan Tingkat Nasional yang diadakan di Kantor BKKBN Pusat, 17 November 2022 secara daring.
Kepala BKKBN RI, dr.Hasto Wardoyo, SP.OG.(K). menyampaikan bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan, edukasi terhadap masyarakat tentang isu kependudukan harus disosialisasikan sejak dini yaitu mulai dari usia sekolah.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman yang cukup mengenai isu kependudukan, harapannya generasi muda memiliki perencanaan yang baik bagi kehidupannya di masa mendatang.
Masih dikatakannya, kepada anak-anak sekolah untuk menghindari seks bebas dan nikah di usia muda.
“Sebetulnya gini, yang jadi sasaran pembangunan Indonesia emas di 2045 itu ya anak-anak ini nantinya, jadi anak-anak itu tidak harus kawin muda, dia tidak seks di luar nikah, dan dia juga tidak nafsah,” ujarnya.
Disinggung mengenai Sekolah Sadar Kependudukan (SSK), menurutnya tiap sekolah idealnya memiliki SSK.
“SSK itu kan sadar tentang kependudukan, sadar tentang reproduksi, kemudian mereka itu kan bisa merencanakan kehidupannya kedepan dan Idealnya semua sekolah itu ada SSK,” imbuhnya.
Hasto juga menyampaikan, SSK tidak perlu dimasukan dalam mata pelajaran sekolah apabila pembelajaran intrakulikuler tidak cukup.
“Bisa dimasukan di ekstrakurikuler kalo di jam intrakulikuler tidak cukup,”bebernya saat awak media mewawancarai usai tinjau SMP N 1 metro, Senin, 6/2/2023.
Lanjut Hasto mengatakan kegiatan pelajaran mengenai kesehatan reproduksi dapat dimasukan dalam mata pelajaran lain di sekolah.
“Kurikulum itu udah penuh, menurut saya kan ada Penjaskes, kalo prakteknya bisa masuk kesana terkait kesehatan reproduksi,” jelasnya.
Pentingnya pengetahuan mengenai kependudukan tersebut, lanjut dia, diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak-anak siswa sekolah sejak dini.
“Pelajaran kesehatan reproduksi itu penting, karena banyak remaja Indonesia saat ini yang mengalami penyimpangan seks, seperti seks bebas dan hamil di luar nikah,” jelasnya.
Apabila edukasi mengenai bahayanya seks di usia muda tersebut, diharapkan dapat menekan angka stunting di Kota Metro, Lampung.
“Kita inginnya itu tidak terjadi supaya stunting turun, kematian ibu turun, dan kematian bayi turun,” bebernya.
Ia juga mengajak kepada orang-orang dewasa untuk bisa menjadi orang tua asuh bagi tiap anak stunting yang ada di lingkungannya.
“Ada juga program bapak asuk anak stunting, jadi tiap orang dewasa bisa mengasuh 1 orang anak yang mengalami stunting,” jelasnya.
Dirinya juga menghimbau kepada siswa sekolah untuk bisa berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menikah di usia muda dan seks bebas.
“Anak-anak berusia SMP ini harus berjanji pada dirinya tidak akan kawin pada usia muda, tidak seks di luar nikah, dan tidak akan nafsah, Karena generasi emas itu ada di tangan mereka,” tutupnya.(red/rilis)