Daritadri. com Metro — Komunitas Dunia Rekreasi airsofT (KDRT) Kota metro yang baru berdiri 5 Agustus tahun 2022, gencar melakukan latihan strategi “tempur” (skirmish) minimal satu kali dalam seminggu.
“Latihan terus kami lakukan guna mengasah kemampuan adu strategi antar anggota,” ucap Ketua, Komunitas Dunia Rekreasi airsofT (KDRT), Sapto Yuwuno, diarea wisata Capit Urang (yang biasa disebut tempat sanhok para airsofter Metro), di wilayah Metro Utara, Minggu Siang, 8/1/2023.
Ia juga mengatakan, latihan strategi tempur yang dilakukan para airsofter kota metro, layaknya seperti strategi pada pertempuran sungguhan.
“Hampir lima puluh anggota KDRT serta atribut lengkap kumpul di area latihan sanhok yang dikelilingi pepohonan dan tumbuhan liar, di akhir pekan,”kata Sapto Yuwuno.
Lanjutnya,ia menyampaikan mereka membawa Unit (sebutan untuk airsoftgun yang digunakan) dengan berbagai jenis dan memakai aksesoris permainan tempur, seperti kacamata pelindung, topeng atau masker, pelindung tubuh dan kepala serta sepatu lapangan.
Masih dikatakannya, KDRT merupakan suatu komunitas penghobi permainan simulasi tempur dengan menggunakan replika yang dikenal dengan sebutan airsoftgun, yang kerap disebut sebagai unit. Ini bukan unit benaran yang layaknya digunakan aparat penegak hukum sedangkan untuk amunisinya menggunakan Ball Bullet atau Ball Bearing (BB) yang terbuat dari plastik dengan ukuran 6mm.
“Jika terkena (BB) tidak terlalu menyakitkan karena terbuat dari plastik dan tidak berbahaya bagi tubuh. Ini juga bukan unit benaran yang layaknya digunakan aparat penegak hukum. Serta sistem permainannya mengedepankan kejujuran dan sportifitas, jika tertembak (terkena BB) harus mengakui diri dengan cara mengangkat tangan dan mengatakan Hit,”imbuh Sapto
Lanjutnya ia juga menambahkan, Permainan simulasi pertempuran ini melibatkan dua tim atau lebih, dengan melakukan uji coba strategi tempur dan latihan rutin yang digelar minimal satu kali dalam seminggu.
“Kita latihan yang dilakukan minimal satu kali seminggu, terkadang pagi di gedung seketariat sedangkan siang di hutan-hutan,”tegas Sapto.
Masih dikatakannya para anggota KDRT harus adu taktik dan strategi agar dapat melumpuhkan tim lawan. Apalagi, lokasi bermain di hutan belantara yang mengandalkan strategi perang gerilya. Setiap anggota tim harus mampu mengetahui posisi musuh dan menghemat amunisi.
Sedangkan bermain di gedung, dengan ruang sempit dan tidak ada celah, anggota komunitas Airsoft Gun bakal melakoni pertempuran jarak dekat yang biasa disebut airsofter dengan istilah Close Quarter Battle (CQB). “Yang jelas adu strategi karena bermain di hutan pasti berbeda dibanding di gedung,”imbuhnya.
Latihan ini sekaligus digunakan untuk memberikan pemahaman atau sosialisasi kepada publik tentang ciri unit replika airsoft, mengingat unit airsoftgun kerap digunakan para pelaku kriminal. Pihaknya juga melarang anggota komunitas airsoft menggunakan seragam asli yang biasa dipakai anggota TNI/Polri.
Sapto juga kembali menjelaskan soal penggunaan unit tersebut. Dia menilai, ada perbedaan persepsi antara airsoft gun dan air gun.
“Airsoft gun adalah alat permainan yang digunakan dalam olah raga airsoft, dan Kami adalah penghobi airsoft gun,”bebernya.
Airsoft gun disebut menggunakan tenaga pegas atau spring, baterai maupun green gas sebagai penggerak atau pelontar BB. Sementara air gun menggunakan gas CO2 dengan daya tekanan yang jauh lebih besar. “Untuk permainan kita gunakan daya di bawah 2.0 joule,” tandasnya. (red)