SERANG – Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Banten mengadakan kegiatan Peringatan HUT PPNI yang ke 48 Tahun dan Soft Opening Graha DPW PPNI di Gria Reang Indah, Kota Serang, pada Kamis (17/03).
Ketua pelaksana kegiatan, Muhlisin, mengatakan bahwa kegiatan HUT sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
“Rangkaian hari ulang tahun PPNI ini sudah dilaksanakan dari minggu minggu kemarin, ada bakti sosial, pengobatan masal, trauma healing pada masyarakat terdampak korban, kemudian juga ada pembagian bingkisan dan sembako ke masyarakat terdampak banjir,” Kata Muhlisin.
“Hari ini adalah puncak kegiatan HUT PPNI dengan ada acara syukuran, sekaligus soft opening pembukaan DPW Graha PPNI yang baru.” Tambah Muhlisin.
“Dalam rangka hari ulang tahun PPNI yang ke 48 ini kami dari DPW Provinsi Banten melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya yaitu kegiatan sunatan masal, pengajian yang diikuti oleh masyarakat sekitar Graha PPNI ini yaitu di Griya Reyang Indah, kegiatan pemotongan Pita nanti oleh ketua DPW Provinsi Banten, dan dilanjut dengan acara potong tumpeng. Selain itu, ada juga acara zoom meeting yang dilaksanakan oleh seluruh anggota perawat se-Provinsi Banten.” Tambah Muhlisin.
“Kegiatan ini kita lakukan sebagai wujud dari pengabdian kepada masyarakat, sebagai wujud organisasi PPNI mengabdi kepada masyarakat” Tutupnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW PPNI Banten, Ahmad Darajat mengatakan bahwa perawat itu harus mendekatkan diri dengan masyarakat.
“Bangsa yang sehat dan kuat terbebas dari covid-19, nah itu tema di ulang tahun di 48 yang sekarang ini.” Kata Ahmad.
“Harapan saya untuk perawat di Banten agar mendekatkan diri kepada masyarakat agar dikenal, dulu itu masyarakat saat melihat perawat dengan persepsinya jutek dan judes, padahal ngga begitu. jadi bukan judes karena mungkin pada saat perawat zaman dulu itu. sebetulnya sudah di ajarkan juga masalah etika,tapi kan kadang-kadang terlupakan karena capek dan sebagainya, karena dulu tugas perawat itu dirangkap, selain ia merawat pasien ia juga bersih-bersih di ruangan, itu mungkin capek kan, akhirnya kalau pengunjung itu nginjak lantai yang kotor kita perlu bersih kalo misalnya kalo ngga pasien nginjek tempat rumah sakit yang kotor juga takut infeksi juga betul juga sih ada baiknya cuma kadang kadang masyarakat kan salah persepsi.” Katanya.
“Sebetulnya kita sekarang sudah masing-masing rumah sakit sudah mempunyai OB, kalo dulu belum ada, jadi tugas perawat itu merangkap semuanya. kalo sekarang kurikulumnya sudah berubah jadi kita murni tugasnya merawat pasien, kemudian kita respon apa yang mereka butuhkan untuk pasien, kalo pengobatan fungsinya ada dokter” Tutupnya.